Kamis, 25 April 2013

Senyum dan Menangis




Tanggal 23 April kemarin tepat 4 bulan usia dzaky, ada saja tingkah yg bikin saya kelimpungan. mulai rajin begadang (tidur setelah adzan subuh), teriak keras bila keinginannya gak terpenuhi dan tertawa terbahak2. oh ya bunda, bayi umur 4 bulan lebih peka terhadap bunyi2an yah, contoh ni dzaky yg awalnya senang di tengkurepin tiba2 menangis histeris saat om nya yg kebetulan sedang memotret tertawa keras.


Kesukaan dzaky sekarang lebih senang memasukkan tangan ke mulutnya, malah kadang ASI yg saya berikan di tolak mentah2. hal ini mempengaruhi berat badan nya. perkembangan umur 4 bulan ini sangat penting, untuk membuat bayi bunda berkarakter baik, jd emosi kita yg harus di jaga saat berhadapan dengan si bayi. berikan stimulus seperti mainan yang berbunyi, berwarna dan aman. 

Rabu, 17 April 2013

Menjadi Ibu


Bagi seorang wanita lengkap rasanya bila sudah menjadi seorang ibu, namun tugas ibu tidaklah mudah, sangat sulit ... tapi bukan hebat namanya klo qta gampang menyerah, saya adalah seorang wanita karir yang mendadak menjadi ibu rumah tangga, kebanyakan wania pasti malu menjadi ibu rumah tangga, tapi saya merasa bangga. bukan karena saya malas bekerja, tapi karena sebagai istri saya di wajibkan untuk mematuhi perintah suami, awalnya bohong klo saya menurut, dalam hati kecil saya "wanita karir adalah wanita yang hebat, punya ego dan tiap orang pasti memandang tinggi".  berbulan2 sejak kehamilan putra pertama kami, saya di hadapkan oleh semacam kemelut dan pemberontakan dalam jiwa saya, kenapa harus saya, yang terpaksa mengalah untuk tak bekerja, sementara wanita hebat di luar semakin banyak. pembahasan bersama suami tak berjalan lancar, sempat buntu dan akhirnya pun menjadi sebuah pertanyaan yang tak bisa di jawab. di satu sisi pun saya mengerti kecemasan suami, klo harus menyerahkan anak saya untuk di urus pengasuh, apalagi di kota besar jakarta, yang tiap hari nya berbagai kasus kejahatan muncul di tiap berita. wajar bahkan klo saya anggap suami saya paranoid, karena pemberitaan yang terus2 di media jg pasti berdampak langsung pada pola pikir manusia, mengalah,,,atau tidak,,,

menyelamatkan keluarga !!! 

Saat bergumul dengan pandangan orang, kemelut hati, dan pikiran. kelahiran putra pertama kami menjadi penyelamat bagi saya. kehadirannya seakan menegaskan bahwa Tuhan itu mempercayakan sepenuhnya kepada saya,kenapa saya bersedih akan masa depan yang jelas2 belum sepenuhnya saya pahami, bukan kah membina keluarga itu menjadi tujuan? ada ayah, ibu dan anak...selalu saya harapkan hampir bertahun2 semenjak orang tua saya bercerai. kenapa sekarang saya harus menyerah. semenjak komitmen dalam diri menguatkan saya, pikiran buruk menjadi ibu rumah tangga sedikit demi sedikit mulai berkurang, walaupun belum sepenuhnya hilang. kenapa saya harus takut? sedangkan suami dan anak selalu berada di samping saya setiap hari, tidak ada lagi kecemasan dalam diri suami saya, dan saya pun bisa mengikuti perkembangan putra saya setiap harinya, bukan kah momen itu yang terpenting? 
sekarang saya siap menjadi seorang ibu, saya tau akan ada kegagalan tapi saya akan selalu belajar dan belajar lagi untuk menjadi ibu, menjadi istri dan menjadi wanita hebat, menyelamatkan keluarga kecil saya adalah prioritas.